NamaNama Pakaian Adat 34 Provinsi Beserta Gambarnya 1. Baju Adat atau Pakaian Adat Nanggroe Aceh Darussalam (Ulee Balang) 2. Baju atau Pakaian Adat Sumatera Utara (Ulos) 3. Baju atau Pakaian Adat Sumatera Barat (Bundo Kanduang dan Penghulu) 4. Baju atau Pakaian Adat Riau 5. Baju atau Pakaian Adat Kepulauan Riau (Kebaya labuh dan Teluk Belanga) 6.
Jumlah Pengunjung 18,029 Pakaian Adat dari Provinsi Nusa Tenggara Barat – Nusa Tenggara Barat adalah provinsi yang terdiri dari kumpulan pulau-pulau kecil yang tergabung menjadi kepulauan Nusa Tenggara. Nusa Tenggara Barat sendiri dikelilingi oleh dua pulau besar yakni pulau Lombok dan pulau Sumbawa. Setiap provinsi termasuk Provinsi Nusa Tenggara Barat ini tentunya memiliki budaya dan juga ciri khas. Salah satu budaya yang dimiliki adalah pakaian adat yang menjadi ciri khas dari Provinsi tersebut. Daftar Pakaian Adat dari Provinsi Nusa Tenggara Barat Berikut ini kami akan memberikan informasi mengenai hal apa saja mengenai pakaian adat yang berasal dari Provinsi Nusa Tenggara Barat. 1. Pakaian Adat Lambung untuk Wanita Nusa Tenggara Barat Pakaian Adat Lambung Wanita, Pakaian Adat dari Provinsi Nusa Tenggara Barat -sumber Pakaian Adat dari Provinsi Nusa Tenggara Barat yang pertama adalah Pakaian Adat Lambung Wanita. Pakaian ini dipakai oleh wanita dalam rangka menyambut tamu dan upacara adat mendakin atau nyongkol. Pakain Adat Lambung terdiri dari atasan yaitu baju berwarna hitam dengan kerah yang bentuknya menyerupai huruf V dan tanpa lengan. Sedangkan untuk bawahannya menggunakan kain panjang dengan motif bordir kotak-kotak atau segitiga di bagian tepi. Cara memakai kain bawahan dengan cara dibalutkan ke pinggang. Kemudian dibantu dengan memakai sabuk atau disebut sabuk anteng yang berupa kain dan ujungnya dijuntaikan di pinggang kiri. Untuk aksesoris pemanis dari pakaian Adat Lambung ini menggunakan manik-manik di bagian tepi jahitan. Bahan yang digunakan adalah kain pelung. Kemudian dipadukan dengan selendang yang terbuat dari kain songket khas suku sasak. Akesoris pelengkap Pakaian Adat Lambung NTB ialah sepasang gelang perak untuk tangan dan kaki. Lalu ada juga anting-anting berbentuk bulat dari daun lontar. Agar makin indah tampilannya si wanita mengenakan sanggul bermodel punjung pliset yang diselipkan bunga mawar atau cempaka. 2. Pakaian Adat Pegon untuk Pria Nusa Tenggara Barat Pakaian Adat Pegon Pria, Pakaian Adat dari Provinsi Nusa Tenggara Barat -sumber Pakaian Adat dari Provinsi Nusa Tenggara Barat selanjutnya adalah Pakaian Adat Pegon yang biasanya digunakan oleh pria di Nusa Tenggara Barat. Konon pakaian ini adalah akulturasi dari kebudayaan Eropa dan Jawa. Untuk model atasannya yaitu jas hitam yang dilengkapi dengan bawahan berupa kain pelung bermotif nangka yang disebut juga Cute. Kemudian aksesoris pelengkap pakaian Adat Pegon ini berupa ikat kepala atau yang disebut dengan capuq. Bentuknya mirip dengan udeng khas Bali. Selanjutnya ada ikat pinggang atau leang yang dibuat dari kain songket yang disulam benang emas. Tambahan aksesoris lainnya yaitu keris yang diselipkan di bagian samping atau belakang ikat pinggang. Khusus untuk para pemangku Adat, biasanya mereka menggunakan selendang umbak berwarna putih, merah dan hitam dengan panjang 4 meter. Baca Juga ya 6 Kuliner dan Makanan Khas Bima Nusa Tenggara Barat yang bisa dicoba Inilah 5 Tari Adat Tradisional Nusa Tenggara Barat yang terkenal 3. Pakaian Adat Rimpu Suku Bima Nusa Tenggara Barat Pakaian Adat Rimpu, Pakaian Adat dari Provinsi Nusa Tenggara Barat -sumber Pakaian Adat dari Provinsi Nusa Tenggara Barat selanjutnya adalah Pakaian adat suku Bima yang disebut juga dengan Pakian Adat Rimpu. Model pakaian Adat Rimpu ini mirip dengan mukena. Dimana bagian atas menutupi kepala hingga bagian perut dan bagian lainnya menutupi perut sampai ke kaki. Pakaian Adat Rimpu ini memiliki fungsi tersendiri yaitu Rimpu Cili dipakai oleh wanita yang belum menikah dan pakaian ini menutupi seluruh tubuh kecuali mata. Sedangkan Rimpu Colo untuk wanita yang sudah menikah dan pakaian ini menutupi seluruh tubuh kecuali wajah. 4. Pakaian Adat Kaum Laki-Laki Bima Nusa Tenggara Barat Pakaian Adat Laki-Laki Bima, NTB-sumber Pakaian Adat dari Provinsi Nusa Tenggara Barat lainnya adalah pakaian yang dikhususkan bagi kaum pria yang biasanya memakai ikat kepala dari kain tenun atau namanya Sambolo. Untuk model atasannya adalah pakaian pria berbentuk kemeja lengan panjang. Sedangkan untuk bawahannya adalah sarung songket yang disebut Tembe Me’e. Sebagai pemanis dari Pakaian Adat pria Bima dilengkapi juga dengan ikat pinggang atau Salepe. 5. Pakaian Adat Donggo-Sambori dari Bima Nusa Tenggara Barat Pakaian Adat Donggo-Sambori, Pakaian Adat dari Provinsi Nusa Tenggara Barat – sumber Pakaian Adat dari Provinsi Nusa Tenggara Barat terakhir adalah Pakaian adat Donggo. Pakaian adat ini adalah pakaian adat yang memiliki memiliki model dengan corak warna dominan hitam yang berhubungan dengan ritual kematian. Kemudian pakaian Donggo ini terdiri dari pakaian Karabu berlengan pendek yang dipakai wanita dewasa dan remaja. Model bawahannya adalah celana panjang yang disebut Deko. Untuk aksesoris di kepala, mereka menggunakan waku atau lupe. Waku atau lupe berbentuk lonjong yang juga berfungsi sebagai payung apabila hujan. Penutup kepala ini terbuat dari daun pandan hutan. Dulu, penutup kepala ini dipakai oleh petani dan peternak ketika mereka berada di sawah atau padang rumput. Sumber
PakaianAdat Nusa Tenggara Barat Serta Pembahasannya - Tambah Pinter. Baju Adat Pengantin Lampung, Full Penjelasan dan Gambar Baju Pengantin Lampung, Full Penjelasan dan Gambar Perhiasan Pengantin Lampung, Perhiasan Khas Pengantin Lampung, Lampung, Indonesia - Bahasa Inggris Mudah. √ Pakaian Adat NTT - Nama, Keunikan, Gambar
Pakaian Adat Nusa Tenggara Barat – Nusa Tenggara Barat merupakan provinsi yang terdiri dari beberapa suku di dalamnya, suku-suku tersebut diantaranya adalah suku Sasak, suku Bima dan juga suku Sumbawa. Dimana masing-masing suku juga meninggalkan beragam kebudayaan yang berbeda, salah satunya adalah pakaian adat. Lalu apa saja peninggalan pakaian adat Nusa Tenggara Barat ini? Yuk simak ulasan di bawah ini! Pakaian Adat Nusa Tenggara Barat Gambar Pakaian Adat Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Barat merupakan provinsi yang mempunyai beragam kebudayaan salah satunya adalah pakaian adat. Pakaian adat Nusa Tenggara Barat biasanya terdiri dari atasan dan juga bawahan dan dilengkapi dengan beragam aksesoris khas dari Nusa Tenggara Barat. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa Nusa Tenggara Barat ini merupakan provinsi yang didalamnya terdapat berbagai macam suku-suku dengan adat istiadat yang berbeda. Sehingga rumah dan juga pakaian adat mereka tentunya juga berbeda. Pakaian adat Nusa Tenggara Barat ini meliputi pakaian adat yang digunakan oleh para wanita dan juga pria dengan berbagai macam model yang beragam, ada baju berlengan panjang dan juga baju berlengan pendek. Tidak lupa juga dengan penambahan berbagai macam aksesoris pendukung sebagai pelengkap untuk berpakaian adat khas Nusa Tenggara Barat dan menambah keindahannya. Nama Pakaian Adat Nusa Tenggara Barat Pakaian adat Nusa Tenggara Barat juga mempunyai beragam jenisnya, hal tersebut dikarenakan adanya pengaruh adat pada tiap suku yang bertempat provinsi ini. Lantas apa saja pakaian adat peninggalan dari suku-suku tersebut? Yuk, langsung saja simak penjelasannya di bawah ini! No Macam Macam Pakaian Adat Nusa Tenggara Barat 1 Pakaian Adat Suku Sasak Pakaian Adat Lambung 2 Pakaian Adat Suku Sasak Pakaian Adat Pegon 3 Pakaian Adat Suku Bima 4 Pakaian Adat Suku Sumbawa 1. Pakaian Adat Suku Sasak Pakaian Adat Lambung Gambar Pakaian Adat Lambung Pakaian adat lambung merupakan pakaian adat Nusa Tenggara Barat yang berasal dari suku Sasak, dimana pakaian adat ini khusus digunakan oleh kaum wanita. Pakaian adat lambung ini berupa baju dengan warna hitam yang tidak mempunyai lengan dengan kerah berbentuk V. Biasanya bahan yang digunakan untuk membuat pakaian adat lambung adalah pelung, kemudian bawahannya akan dipasangkan dengan menggunakan kain panjang selutut hingga mata kaki. Kain panjang tersebut akan dihiasi dengan bordiran pada bagian tepinya dan juga bermotif segitiga atau kotak-kotak. Untuk menambah keindahan dari pakaian adat, maka akan ditambahkan beberapa aksesoris diantaranya adalah selendang dengan motif ragi genep yang menjadi kain songket khas dari Sasak, ikat pinggang yang dinamakan dengan sabuk anteng, gelang tangan, gelang kaki perak dan juga menggunakan sowang atau anting-anting yang terbuat dari lontar. Sedangkan bagian rambut diikat dengan rapi dan diberikan berbagai macam hiasan bunga cempaka dan juga mawar. Tapi ada juga wanita yang akan menghias rambutnya dengan cara disanggul dengan menggunakan model punjung pliset. Pada awalnya, pakaian adat lambung ini akan digunakan tanpa menggunakan alas kaki dan juga pakaian dalam, melainkan karena perkembangan zaman pakaian adat ini sudah dimodifikasi dengan menambah alas kaki dan juga menggunakan baju dalam. Pakaian adat lambung biasanya akan digunakan oleh para wanita Sasak pada saat menyambut tamu atau dalam upacara mendakin atau nyongkol. 2. Pakaian Adat Suku Sasak Pakaian Adat Pegon Gambar Pakaian Adat Pegon Pakaian adat Pegon merupakan pakaian adat Nusa Tenggara Barat yang berasal dari suku Sasak, dimana pakaian ini khusus digunakan oleh kaum pria. Pegon merupakan baju adat berupa jas dengan warna gelap, dimana pakaian adat ini juga masih dipengaruhi oleh budaya Jawa. Biasanya pakaian adat ini akan dipasangkan dengan wiron atau cute pada bagian bawahnya. Wiron merupakan batik Jawa yang mempunyai motif tulang nangka, dan biasanya digunakan dengan cara menjuntai hingga sampai mata kaki. Sedangkan pada kaum pria bagian kepalanya akan menggunakan ikat kepala yang dinamakan dengan capuq atau sapuk dengan bentuknya mirip dengan udeng yang berasal dari Bali. Capuq biasanya hanya digunakan dalam kegiatan sehari-hari, sedangkan pada saat adanya upacara adat maka yang digunakan adalah ikat kepala perade yang terbuat dari bahan songket emas. Sedangkan untuk ikat pinggang akan menggunakan lelang atau dodot dengan motif benang emas. Ikat pinggang tersebut akan digunakan pada saat upacara adat, sedangkan untuk kegiatan sehari-hari akan menggunakan ikat pinggang berupa songket dengan motif ragi genep. Ikat pinggang ini biasanya juga digunakan sebagai tempat untuk menaruh keris. Dimana keris tersebut mempunyai ukuran yang cukup besar dan kemudian akan disisipkan pada bagian belakang dan juga bisa dengan menggunakan keris yang mempunyai ukuran kecil dan diselipkan pada bagian depan. Keris tersebut bisa digantikan dengan menggunakan aksesoris lainnya seperti menggunakan pemaja atau pisau raut. 3. Pakaian Adat Suku Bima Gambar Pakaian Adat Suku Bima Suku Bima merupakan suku yang mendiami daerah kabupaten Bima dan juga kabupaten Dompu. Pakaian adat Nusa Tenggara Barat dari suku Bima ini mempunyai nama lain, yakni dou mbojo, dimana baju tersebut mempunyai bentuk yang cukup unik dan juga mempunyai julukan tersendiri. Nama pakaian adat Nusa Tenggara Barat suku Bima adalah pakaian adat rimpu. Dimana rimpu merupakan baju adat yang mempunyai bentuk seperti mukenah, hal tersebut dikarenakan adanya pengaruh dari agama Islam pada pakaian adat ini. Karena kemiripan tersebutlah, maka banyak juga yang mengatakan bahwa rimpu merupakan baju muslimah tradisional. Rimpu ini juga mempunyai beragama motif yang khas, karena memang rimpu dibuat dengan menggunakan sarung nggoli atau sarung khas dari daerah kabupaten Dompu. Rimpu ini terbagi menjadi dua jenis, yakni ada rimpu mpida atau cili dan juga rimpu colo. Dimana kedua jenis tersebut tentunya juga mempunyai perbedaan pada para pemakainya. Rimpu mpida atau rimpu cili merupakan pakaian adat yang digunakan seperti sedang memakai cadar, dan biasanya hanya digunakan bagi para gadis yang belum menikah. Biasanya dalam menggunakan pakaian ada ini terdapat beberapa cara yang diterapkan, yakni tidak perlu menggunakan alat bantu seperti peniti. Sedangkan penggunaan dari rimpu colo ini seperti dengan menggunakan jilbab pada umumnya, dimana rimpu jenis ini hanya digunakan oleh wanita yang sudah menikah. Sedangkan untuk para kaum pria biasanya akan menggunakan baju adat yang terdiri dari beberapa komponen, seperti kemeja berlengan panjang yang digunakan sebagai atasan, sarung songket atau tembe me’e yang digunakan sebagai bawahan dan juga penambah aksesoris seperti ikat pinggang yang disebut dengan salepe dan juga ikat kepala yang dinamai dengan sambolo. 4. Pakaian Adat Suku Sumbawa Gambar Pakaian Adat Suku Sumbawa Suku Sumbawa merupakan suku yang mendiami wilayah barat dan juga tengah dari pulau Sumbawa. Dimana masyarakat Sumbawa sering menyebut dirinya sebagai Tau Samawa, suku ini juga mempunyai pakaian adat yang dibedakan menjadi pakaian adat pria dan juga pakaian adat untuk wanita. Pakaian adat Nusa Tenggara Barat suku Sumbawa yang digunakan oleh kaum wanita disebut dengan baju lamung. Dimana baju adat ini berupa baju yang mempunyai lengan pendek dan terdapat berbagai hiasan dengan sulaman dari benang emas berbentuk bunga. Sedangkan untuk bagian bawahnya, para kaum wanita suku Sumbawa ini biasanya akan menggunakan rok panjang atau yang disebut dengan tope belo dengan rok pendek yang disebut dengan tope bene. Dua jenis rok ini biasanya akan digunakan secara bertumpuk, dimana pada bagian dalamnya akan menggunakan bentuk rok panjang, sedangkan pada bagian luar akan mengenakan rok pendek. Rok tersebut juga dihiasi dengan berbagai sulaman dengan bentuk bunga. Sehingga para wanita yang memakainya akan tampak sangat feminim, tidak lupa pula berbagai macam aksesoris yang digunakan sebagai hiasan tambahan meliputi gelang atau Ponto, kembang goyang yang digunakan sebagai hiasan kepala, sapi tangan atau kuda sanging, anting-anting dan juga kalung. Sementara untuk pakaian adat pria biasanya akan menggunakan atasan yang disebut dengan gadu berbentuk baju berlengan panjang dengan warna hitam. Baju gadu tersebut biasanya akan diberikan berbagai hiasan motif bunga sulaman dari benang emas. Sebagai penunjang tampilan maka diperlukan tambahan juga berupa kain simbangan yang akan diselempangkan secara menyilang, kain simbangan ini juga nantinya akan diberikan berbagai macam motif bunga dan pada umumnya berwarna merah. Sedangkan pada bagian bawahnya biasanya kaum pria akan menggunakan celana panjang yang diberi hiasan pada bagian tepi celananya. Celana tersebut juga akan dilengkapi dengan pemakaian rok pendek yang dibuat dengan menggunakan kain bersulamkan emas. Sedangkan pada penutup kepala biasanya akan menggunakan pasigar. Aksesoris Pakaian Adat Nusa Tenggara Barat Tentunya pakaian adat tidak akan lengkap jika tidak ditambahkan dengan berbagai macam aksesoris bukan? Dimana aksesoris tersebut bisa menambah keindahan dan juga keanggunan serta kewibawaan dari para pemakainya. Hal tersebut juga berlaku pada pakaian adat Nusa Tenggara Barat, lantas apa saja aksesoris yang dibutuhkan sebagai pelengkap dari pakaian adat ini? Yo simak penjelasan berikut ini! Penutup Kepala Penutup kepala merupakan aksesoris pakaian adat Nusa Tenggara Barat yang digunakan sebagai penutup kepala, yakni bernama capuq yang biasanya digunakan bersamaan dengan pakaian adat Pegon. Sedangkan pria yang berasal dari suku Bima, mereka akan menggunakan sambolo sebagai aksesoris ikat kepalanya. Ikat Pinggang Ikat pinggang merupakan aksesoris yang digunakan sebagai pelengkap dari pakaian adat Nusa Tenggara Barat, dimana biasanya ikat pinggang ini akan berbeda-beda setiap sukunya. Misalnya adalah pada suku lambung yang akan menggunakan ikat pinggang dengan nama sabuk anteng. Kemudian pada pakaian adat Pentagon akan menggunakan ikat pinggang dari bahan songket dan suku Bima yang akan menggunakan ikat pinggang dari selendang dengan nama salepe. Kain Selempang Kain selempang merupakan aksesoris tambahan yang digunakan pada pakaian adat Nusa Tenggara Barat. Seperti contohnya pada pakaian adat lambung yang akan menggunakan selempang dengan motif garis-garis yang ditenun. Sedangkan pada suku Bima selempang hanya akan digunakan oleh kaum pria. Penutup Pakaian Adat Nusa Tenggara Barat Demikianlah penjelasan mengenai pakaian adat Nusa Tenggara Barat. Semoga artikel ini bisa berguna bagi para pembaca sekalian serta bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan. Berhubungan dengan pakaian adat dari provinsi Nusa Tenggara Barat, semoga juga artikel ini bisa dipahami dengan baik oleh para pembaca sekalian! Pakaian Adat Nusa Tenggara Baratsumber referensi https//tambahpinter .com/pakaian-adat-nusa-tenggara-barat/Pakaian_Adat_Pegonhttps//sintesakonveksi .com/info/pakaian-adat/nusa-tenggara/barat/
UpacaraAdat, Foto Nusa Tenggara Barat, Beautiful Indonesia UMM. Beautiful Indonesia. Indonesia | English Nusa Tenggara Barat [2016-11-29 18:31:50, view 3456] Upacara Perang Topat Pakaian Adat; Upacara Adat; Bahasa Daerah; Lagu Daerah; Kesenian;
Nusa Tenggara Barat atau NTB yaitu provinsi yang terdiri dari kumpulan pulau-pulau kecil yang tergabung menjadi Kepulauan Nusa Tenggara. Nusa Tenggara Barat atau NTB sendiri, dikelilingi oleh 2 pulau besar yaitu pulau Lombok dan juga pulau Sumbawa. Setiap provinsi termasuk Provinsi Nusa Tenggara Barat ini, tentunya memiliki budaya dan juga ciri khas. Salah satu budaya yang dimiliki oleh Nusa Tenggara Barat yaitu pakaian adat yang menjadi ciri khas dari Provinsi tersebut. Ingin tahu? Apa aja, pakaian adat Nusa Tenggara Barat atau NTB itu? Yuk langsung simak aja! 1. Pakaian Adat Wanita Lambung NTB2. Pakaian Adat Pria Pegon NTB3. Pakaian Adat Rimpu Suku Bima NTB4. Pakaian Adat Pria Bima NTB5. Pakaian Adat Donggo-Sambori Bima NTB 1. Pakaian Adat Wanita Lambung NTB Pakaian Lambung Wanita yaitu salah satu pakaian adat dari Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pakaian adat Lambung ini, dipakai oleh wanita dalam rangka menyambut tamu dan upacara adat “Mendakin atau Nyongkol”. Pakain Adat Lambung terdiri dari atasan yaitu baju berwarna hitam dengan kerah yang bentuknya menyerupai huruf V dan tanpa lengan. Sedangkan, buat bawahannya menggunakan kain panjang dengan motif bordir kotak-kotak atau segitiga di bagian tepi. Cara memakai kain bawahan dengan cara dibalutkan ke pinggang. Lalu, dibantu dengan memakai sabuk atau “Sabuk Anteng” yang berupa kain dan ujungnya dijuntaikan di pinggang kiri. Buat aksesoris pemanis dari pakaian Adat Lambung ini, menggunakan manik-manik di bagian tepi jahitan. Bahan yang digunakan yaitu kain pelung. Kemudian, dipadukan dengan selendang yang terbuat dari kain songket khas suku sasak. Akesoris pelengkap Pakaian Adat Lambung NTB yaitu sepasang gelang perak buat tangan dan kaki. Lalu ada juga anting-anting berbentuk bulat dari daun lontar. Supaya makin indah tampilannya, si wanita mengenakan sanggul bermodel “Punjung Pliset” yang diselipkan bunga mawar atau cempaka. 2. Pakaian Adat Pria Pegon NTB Pakaian Pegon dari Suku Sasak adalah salah satu pakaian adat Nusa Tenggara Barat, yang biasanya dipakai oleh kaum pria di Nusa Tenggara Barat. Konon pakaian pria NTB Pegon ini merupakan salah satu akulturasi dari kebudayaan Eropa dan Jawa. Untuk model atasannya yaitu jas hitam yang dilengkapi dengan bawahan berupa kain pelung bermotif nangka yang disebut juga Cute. Lalu, aksesoris pelengkap pakaian Adat Pegon ini berupa ikat kepala atau capuq. Bentuknya mirip dengan udeng khas Bali. Kemudian, ada ikat pinggang atau leang yang dibuat dari kain songket yang disulam benang emas. Tambahan aksesoris lainnya yaitu keris yang diselipkan di bagian samping atau belakang ikat pinggang. 3. Pakaian Adat Rimpu Suku Bima NTB Pakaian Adat dari Provinsi Nusa Tenggara Barat berikutnya yaitu Pakaian adat suku Bima yang disebut juga dengan Pakian Adat Rimpu. Model pakaian Adat Rimpu ini mirip dengan mukena. Dimana, bagian atas menutupi kepala sampai bagian perut dan bagian lainnya menutupi perut sampai ke kaki. Baca juga Rumah Adat Nusa Tenggara Barat Pakaian Adat Rimpu ini, memiliki fungsi tersendiri yaitu “Rimpu Cili” dipakai oleh wanita yang belum menikah dan pakaian ini menutupi seluruh tubuh kecuali mata. Sedangkan, “Rimpu Colo” yaitu pakaian adat buat wanita yang udah menikah dan pakaian ini menutupi seluruh tubuh kecuali wajah. 4. Pakaian Adat Pria Bima NTB Pakaian Adat dari Provinsi Nusa Tenggara Barat lainnya yaitu pakaian yang dikhususkan buat kaum pria, yang biasanya memakai ikat kepala dari kain tenun atau Sambolo. Nah, buat model atasan pakaian adat pria Bima Nusa Tenggara Barat yaitu berbentuk kemeja lengan panjang. Sedangkan, buat bawahannya yaitu sarung songket yang disebut Tembe Me’e. Sebagai pemanis dari Pakaian Adat pria Bima dilengkapi dengan ikat pinggang atau Salepe. 5. Pakaian Adat Donggo-Sambori Bima NTB Pakaian Donggo-Sambori merupakan salah satu pakaian adat masyarakat Bima, provinsi Nusa Tenggara Barat. Pakaian adat Donggo-Sambori yaitu pakaian adat yang memiliki model dengan corak warna dominan hitam yang berhubungan dengan ritual kematian. Lalu, pakaian DonggoSambori ini terdiri dari pakaian “Karabu“ berlengan pendek yang dipakai wanita dewasa dan remaja. Model bawahannya yaitu celana panjang yang disebut “Deko”. Buat aksesoris di kepala, mereka memakai Waku atau Lupe. Waku atau Lupe berbentuk lonjong yang berfungsi sebagai payung apabila hujan. Penutup kepala ini terbuat dari daun pandan hutan. Dulu, penutup kepala ini dipakai oleh petani dan peternak saat mereka ada di sawah atau padang rumput. Itulah pembahasan lengkap mengenai beberapa Pakaian Adat Nusa Tenggara Barat. Gimana? Mudah dipahami kan? Semoga ulasan diatas, menjadi penyemangat buat kamu untuk mencintai budaya tanah air, salah satunya NTB ini. Selamat belajar dan semoga bermanfaat 😀 Originally posted 2021-03-22 133310.
Padaposting ini akan disajikan Kumpulan gambar pakaian Adat Indonesia Lengkap 34 Provinsi dari sabang sampai merauke beserta nama, gambar, dan penjelasannya. 1. Pakaian Adat Aceh pakaian adat yang sering menjadi ikon dari budaya Nusa Tenggara Barat adalah pakaian bernama Lambung dan Pegon, khas dari Suku Sasak. Lambung digunakan para
- Rimpu merupakan salah satu pakaian tradisional yang berasal dari Provinsi Nusa Tenggara Barat NTB. Pakaian Rimpu adalah pakaian adat khas dari Suku Bima yang mendiami wilayah NTB tepatnya di Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu. Rimpu digambarkan dengan memakai sarung yang melingkar pada kepala dimana yang terlihat hanya wajah dari buku Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia Jilid L-Z 1995 karya M. Junus Melalatoa, Rimpu adalah pakaian tradisional kaum wanita Mbojo NTB yang memperhatikan kuatnya pengaruh Islam. Seorang gadis yang menggunakan dua lembar kain sarung untuk menutupi tubuhnya sesuai dengan kaidah menutup aurat menurut ajaran Islam. Baca juga Keunikan Pakaian Adat Suku Rote NTT Di mana sarung yang satu dikenakan di bagian bawah dan sarung satunya lagi dililitkan sebagai penutup bagian atas sedemikian rupa, sehingga hanya mata yang terlihat. Pakaian dengan cara pemakaian semacam itu disebut rimpu sampela. Namun, pada masa terakhir mereka sudah memperlihatkan seluruh wajahnya seperti wanita yang sudah menikah. Kadang pada bagian bawahnya bukan lagi sarung melainkan rok biasa. Sejarah Rimpu Masuknya tradisi Rimpu ke Bima NTB bersamaan dengan masuknya Islam di wilayah tersebut. Dikutip dari buku Uniquely Lombok-Sumbawa 2013 karya Gagas Ulung, pedagang Islam yang datang ke Bima terutama perempuan Arab menjadi inspirasi bagi perempuan Bima untuk mengidentikkan pakaian mereka dengan menggunakan Rimpu. Keberadaan Rimpu juga tidak lepas dari upaya pemerintah untuk memanfaatkan kaian sarung atau kain tenun Bima yang telah menjadi komoditi perdagangan dunia sejak abad ke-13. Saat itu semua perempuan yang sudah akil baliq diwajibkan memakai Rimpu apabila hendak bepergian meninggalkan rumah untuk sesuatau urusan. Kalau tidak, berati sudah melanggar hukum agama dan adat pada saat itu. Baca juga Daftar Alat Musik Tradisional di IndonesiaJenis Rimpu Bentuk Rimpu mirip seperti mukena. Di mana satu bagian kepala hingga perut dan satu bagian lainnya menutupi perut hingga kaki. Dikutip dari buku Jaringan Ulama dan Islamisasi Indonesia Timur 2020 karya Hilful Fudhul Sirajuddin Jaffar, salah satu model busana perempuan Bima yang disebut Rimpu merupakan akulturasi kebudayaan Melayu dengan kebudayaan Bima. Mode busana Rimpu adalah untuk menutup aurat. DONNAL PUTERA Warga Bima, Andriyani 36, sedang mengerjakan kain tenun Mbojo di halaman rumahnya yang berada di Kampung Cempaka Indah, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, Selasa 9/6/2015. Terdapat dua jenis Rimpu, yakni Rimpu Colo Rimpu Colo adalah sarung khas atau tembe nggoli yang dilingkarkan menjadi penutup kepala. Di mana tanpa menutup wajah perempuan. Baca juga Sistem Ekonomi Liberal pada Masa Kolonial dan Kondisi Masyarakat Tembe Nggoli adalah kain tenun sarung khas Bima yang terbuat dari benang kapas atau katun. Kain tenun sarung tersebut memiliki beragam warna yang cerah dan bermotif khas sarung tenun tangan. Biasanya busana tersebut dipakai pada perempuan yang sudah menikah. Rimpu Mpida Rimpu Mpida merupakan busana menutup aurat perempuan hingga menutup wajah, kecuali mata yang dibiarkan terbuka. Busana tersebut menjadi simbol bahwa pemakaian adalah perempuan yang belum diperistrikan oleh seorang laki-laki. Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kemdikbud, adanya perbedaan penggunaan Rimpu yang masih gadis dengan yang telah bersuami sebenarnya secara tidak langsung menjelaskan kepada masyarakat terutama kaum pria tentang status wanita apakah wanita tersebut sudah berkeluarga atau masih gadis. Inilah yang unik dari budaya Rimpu. Rimpu merupakan budaya dalam busana pada masyarakat Bima. Baca juga Cara Menghargai Jasa Pahlawan dan Meneladani Sikapnya Budaya Rimpu sudah ada dan hidup serta berkembang sejak masyarakat Kota Bima ada. Sekarang busana Rimpu hampir punah karena masyarakat sekarang sudah jarang menggunakan Rimpu untuk menutup aurat. Karena banyak busana penutup aurat yang lebih modern bermunculan seperti jilbab atau kerudung. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
SJti2. 311 477 11 104 257 340 70 368 133
gambar pakaian adat nusa tenggara barat